?

Sejarah Gampong Meunasah Tengah

“Permata di Lembah Sabil yang Menyimpan Cerita Megah dan Warisan Leluhur”

Gampong Meunasah Tengah berdiri kokoh di tengah hamparan alam nan asri di Kecamatan Lembah Sabil, Kabupaten Aceh Barat Daya. Nama “Meunasah Tengah” bukan sekadar sebutan, melainkan lambang dari posisi strategis desa ini yang menjadi pusat aktivitas sosial, keagamaan, dan budaya di sekitarnya.

Konon, Meunasah Tengah lahir dari semangat para leluhur yang mencari tempat damai untuk membangun komunitas yang harmonis. Mereka menempuh perjalanan jauh melewati lembah dan hutan lebat hingga akhirnya menemukan sebuah dataran subur, dikelilingi sungai jernih yang mengalir tenang, serta sawah-sawah luas yang menghijau sebagai sumber kehidupan.

Desa ini dinamakan “Meunasah Tengah” karena dulunya di lokasi ini berdiri sebuah meunasah (tempat ibadah dan pertemuan umat Islam kecil) yang menjadi pusat pertemuan warga dari berbagai penjuru. Meunasah tersebut menjadi simbol persatuan dan pusat ilmu pengetahuan agama yang diwariskan turun-temurun.

Kini, Gampong Meunasah Tengah menjadi desa yang mandiri dan berdaya dengan fasilitas pendidikan dan keagamaan yang lengkap. Terdapat satu pesantren yang menjadi pusat pendidikan agama dan pembinaan generasi muda, dua rumah sekolah yang melayani kebutuhan belajar anak-anak desa, serta dua mesjid megah yang menjadi tempat ibadah dan pusat kegiatan sosial masyarakat.

Selain itu, desa ini juga dilengkapi dengan fasilitas kesehatan berupa Unit Gawat Darurat (UGD) umum, yang siap memberikan pelayanan medis dasar bagi warga, terutama dalam situasi darurat. Keberadaan UGD ini semakin memperkuat pelayanan kesehatan di desa, menjadikan Meunasah Tengah sebagai desa yang tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga kuat secara sosial dan spiritual.

Lingkungan desa yang asri dengan sungai yang mengalir tenang dan sawah-sawah luas yang subur, menjadi sumber kehidupan sekaligus simbol kemakmuran bagi masyarakat. Warga Meunasah Tengah dikenal sebagai sosok pekerja keras, ramah, dan teguh memegang nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Desa ini terus berkembang, menjunjung tinggi tradisi sekaligus beradaptasi dengan kemajuan zaman, sehingga tetap menjadi permata di lembah yang memancarkan sinar harapan bagi generasi mendatang.